Salah satu pekerja yang terlibat adalah Munir, warga sekitar yang kini bekerja sebagai tukang. Ia merasa terbantu karena proyek ini memberikan pekerjaan berkelanjutan. “Saya tertarik ikut karena kerjanya lama, jadi ada kepastian penghasilan. Semoga nanti ada kelanjutannya lagi,” ujarnya.
Munir menambahkan, pekerjaan di sekolah ini memiliki makna tersendiri. “Karena ini untuk sekolah, jadi harus diperbaiki lebih baik dan kuat supaya bisa tahan lama,” tuturnya dengan nada bangga.
Senada dengan itu, Budi Jaelani, guru Teknik Pengelasan di UPT SMK Negeri 5 Makassar, menyebut revitalisasi ini memberi perubahan nyata bagi kondisi belajar. “Saya senang ketika sekolah ini akhirnya mendapatkan program revitalisasi. Dulu sebagian gedung sering tergenang air, tapi setelah lantainya dinaikkan sekitar 40 sentimeter, kondisi jadi jauh lebih baik. Anak-anak lebih semangat, gurunya pun ikut termotivasi,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya rasa tanggung jawab bersama setelah pembangunan selesai. “Harapan saya, siswa-siswa menjaga ruang kelas dan bengkel yang baru. Bangunan ini harus bisa dipakai sampai generasi cucu kita,” pesannya.