Kepala sekolah, Amar Bachti, menuturkan bahwa banyak ruang belajar dan laboratorium yang tidak lagi memenuhi standar keselamatan. “Bangunan ini hampir tidak pernah mendapat perbaikan besar. Bahkan sebagian konstruksi sudah mengkhawatirkan,” ujarnya.
Sekolah pun berinisiatif berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian PUPR dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, untuk menaksir kerusakan dan mengajukan permohonan revitalisasi. “Alhamdulillah tahun 2025 kami diberi kesempatan untuk mendapatkan bantuan rehabilitasi kelas, perpustakaan, ruang administrasi, hingga toilet baru di tiga titik,” jelasnya.
Dengan jumlah murid mencapai 1.456 siswa, Amar mengakui program ini belum mencakup seluruh kebutuhan infrastruktur sekolah, namun sudah menjadi langkah besar untuk memperbaiki wajah pendidikan vokasi di Makassar. “Kami baru tersentuh sekitar 20 persen area sekolah, tapi kami berkomitmen melaksanakannya dengan baik. Kami berharap bisa jadi contoh bagi revitalisasi berikutnya,” katanya. Ia menekankan bahwa program revitalisasi ini dikerjakan secara swakelola, melibatkan masyarakat dan alumni sekolah. “Kami libatkan alumni jurusan pembangunan dan warga sekitar yang paham konstruksi. Ini bukan sekedar proyek, tapi kerja gotong royong,” ungkap Amar.