“Sekitar 60 persen para peserta kursus pada umumnya adalah lulusan SMA dan SMK. Hal ini dapat mendukung peningkatan kompetensi lulusan pendidikan formal sehingga lebih siap kerja maupun berwirausaha,” kata Nahdiana.
Sementara itu, Direktur LKP Karya Duta, Zoelkifli M. Adam mengatakan, forum kolaborasi ini dapat membuka peluang yang lebih besar. Utamanya, dalam memajukan pendidikan nonformal.
“Forum diskusi ini adalah langkah kolaboratif untuk penguatan peran LKP. Sehingga dapat menjembatani masalah masyarakat, seperti kesempatan belajar untuk ATS, angka pengangguran, dan gelombang PHK,” kata Zoelkifli.
Senada dengan itu, pemimpin LKP Salon Christie, Mery R. Ch. Mesah membeberkan, kemudahan yang diperoleh masyarakat melalui LKP. Menurutnya, sejak ada LKP bidang salon dan kecantikan terus berkembang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sehingga anak-anak tidak perlu belajar ke Surabaya atau Jakarta. Sehingga bisa menghemat biaya," kata Mery.
Ia mengatakan, setiap tahun pihaknya menghasilkan 100 orang lulusan bidang salon kecantikan sesuai dengan hasil uji kompetensi. Bermula dari sana, banyak di antara mereka yang membuka salon dan bekerja di Timor Leste.
"Bahkan, dari Timor Leste ada yang mengambil kursus di NTT. Jadi, tidak perlu ke Surabaya atau Jakarta lagi,” ujar Mery