Posisi dolar AS sebagai 'penguasa global' jelas akan banyak menguntungkan Negara Paman Sam. Sebaliknya, AS akan menghadapi banyak persoalan jika dolar AS semakin banyak ditinggalkan. AS juga akan menghadapi persoalan besar jika mata uang Greenback melemah.
China merupakan negara yang paling aktif dalam upaya de-dolarisasi. Pesaing terbesar AS dalam bidang ekonomi tersebut telah melakukan berbagai kebijakan dan tindakan untuk meningkatkan penggunaan yuan sebagai mata uang internasional.
Negara seperti Argentina dan Brasil mencari opsi lain untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai dolar dan meningkatkan kemandirian ekonomi mereka.
India juga semakin getol meninggalkan dolar dengan mengganti pembayaran ke mata uang lain seperti renminbi China atau menggunakan rupee untuk perdagangan internasional mereka.
Dengan memiliki "king dolar", Amerika Serikat tentu saja memiliki banyak keuntungan. Di antaranya adalah pemerintah AS bisa menjual surat utang lebih dengan ongkos lebih murah mengingat banyak yang mencari aset berdenominasi dolar.
Dengan meningkatnya permintaan maka secara otomatis harga surat utang pemerintah AS (US Treasury) naik dan yield pun bisa lebih kecil. Sebagai catatan, outstanding utang pemerintah AS saat ini berkisar di US$ 31,5 triliun.