CARAPANDANG - Pengamat militer, Sidratahta Mukhtar mengapresiasi diselenggarakan diskusi FGD Pimpinan Pusat Angkatan Muda Majelis Dakwah Islamiyah yang membahas isu tentang militer ini.

“Saya mengapresiasi sekali AMMDI ini. Karena persoalan ini jarang terjamah oleh organisasi-organisasi pemuda Islam secara umum ya,” katanya.

Sidar mengungkapkan padahal dulu ketika terjadi konsolidasi PETA (Pembela Tanah Air), NIL dan lainnya, laskar-laskar rakyat yang berasal dari pemuda Islam seperti misalnya laskar Hizbul Wathan yang berjuang mewakili konsep nasionalisme.

Pengajar program doktor ilmu kepolisian STIK-PTIK ini menyampaikan sebab kini telah terjadi diferensiasi yang luar biasa antara fungsi-fungsi profesionalisme militer dengan fungsi-fungsi otoritas sipil.

“Jadi artinya penting sekali melihat sisi sisi lemah dari kekuatan pertahanan keamanan kita ini dari sisi perspektif gerakan Islam,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangannya. Rabu, (19/10/2025).

Sidra mengkritisi banyak hal yang berkaitan dengan supremasi sipil di Indonesia susah dihadirkan sebagaimana semestinya.

“Terjadi diferensiasi yang luar biasa, baik militer dalam pengertian tentara atau militerisme dalam konteks Polisi dua duanya menganut Militerisme meskipun berbeda,” katanya di Hotel Alia Cikini, Jakarta, Senin (17/11/25).

Sebelumnya, menyikapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan melarang anggota polisi aktif menduduki jabatan sipil seperti dalam UU Kepolisian.