Menurut Audy, saat ini beberapa investor pada level medium sudah mulai masuk ke Sumatera Barat, namun masih dibutuhkan investasi dalam skala yang lebih besar lagi. Karenanya, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, yaitu dengan menggelar forum-forum investasi guna mempromosikan potensi investasi yang ada di Sumatera Barat.
Diantara potensi investasi yang mendapat ekspos pada WSIF kali ini antara lain, KEK Mandeh, pengembangan industri gambir dan Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH) di Pesisir Selatan; Taman Safari Canduang Koto Laweh dan Kereta Gantung Kawasan Wisata Maninjau di Agam; Planetarium Equator Bonjol, wisata alam Rimbo Panti dan pengembangan geothermal di Pasaman; serta pengembangan resort dan moda transportasi di lebih dari 70 spot ombak selancar terbaik di Kepulauan Mentawai.
Berkaitan dengan potensi investasi pariwisata itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endang Kurnia mengungkapkan, hingga pertengahan tahun 2023 ini, Sumatera Barat telah mencatatkan 5,6 juta kunjungan wisata ke berbagai destinasi yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota.
Menurutnya hal ini turut didukung oleh masifnya pengembangan desa wisata di Sumbar. Dimana Sumatera Barat juga menjadi provinsi dengan desa wisata terbanyak ke empat di Indonesia, yaitu 326 desa. Ditambah lagi dengan adanya 9 geopark di 11 kabupaten dan kota, yang tiga diantaranya telah menjadi geopark nasional.