Ia menyebutkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada awal proyek masih di bawah 20 persen, namun terus meningkat melalui kolaborasi dengan BUMN dan sektor swasta dalam negeri.
“Alhamdulillah, dalam prosesnya TKDN terus meningkat, dengan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang lebih efisien dibandingkan produk luar negeri,” ujarnya.
Menurut Kaharuddin, meski ketergantungan pada persenjataan impor masih ada, PT PAL terus mendorong pengembangan produk pertahanan dalam negeri, termasuk kapal selam tanpa awak, torpedo, dan senjata laser.
Hal tersebut, kata dia, menunjukkan tekad PT PAL Indonesia dan Defend ID untuk terus meningkatkan kemandirian serta kapabilitas industri pertahanan nasional.