Ia mencontohkan beberapa upaya memperkenalkan IP buatan lokal seperti Tahilalats di Garuda Indonesia, IP karakter Si Bedil atau Tuti and Friends di 27 stasiun Kereta Api Indonesia, dan fasilitas konsol PlayStation di enam cabang Artotel di enam kota di Indonesia yang di dalamnya sudah ada gim-gim buatan Indonesia serta game corner di Bandara Soekarno Hatta yang hanya menunjukkan gim Indonesia.
“Ini semua nggak sempurna, tapi kita lakukan itu jadi orang Indonesia bisa berbangga kita punya game yang bagus-bagus,” katanya.
Irene juga mengatakan dalam mengembangkan gim lokal, pengembang harus memiliki koneksi yang cukup dengan komunitas, penggemar gim dan basis pengembang gim lainnya untuk membuka pintu peluang gim buatannya bisa dikenali banyak orang.
Ia mengatakan melalui Game Seed 2025 bisa menunjukkan industri gim di Indonesia bisa menjadi the new engine of growth yang bisa berkontribusi mendorong roda perekonomian menuju Indonesia emas di 2045.
“Banyak kok perusahaan yang mau bikin game karena ini industri yang sangat baru, mereka juga ‘gemes’, jadi saya sangat butuh bantuan kalian, let us know game apa yang kalian buat, struggle apa yang kalian hadapi, karena dengan adanya Kementerian Ekraf fungsi kita work together,” jelasnya.