Selama kegiatan berlangsung, Wako Zulmaeta mengikuti berbagai sesi diskusi dan pameran yang menampilkan inovasi teknologi finansial (fintech), sistem pembayaran digital, hingga platform ekonomi kreatif berbasis digital.
Selain itu, Pemko Payakumbuh juga menjajaki kerja sama dengan sejumlah penyedia platform digital untuk memperkuat penerapan transaksi nontunai dalam layanan publik. Langkah ini menjadi bagian penting dalam pengembangan konsep Smart City Payakumbuh, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi pelayanan kepada masyarakat.
Dalam festival tersebut, Pemko Payakumbuh turut membagikan pengalaman mengenai penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), e-retribusi, serta Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) yang telah diimplementasikan beberapa tahun terakhir.
Langkah-langkah tersebut menunjukkan komitmen kuat Payakumbuh dalam membangun tata kelola keuangan daerah yang efisien, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik berbasis digital.
“Kami ingin Payakumbuh tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga menjadi daerah yang mampu berinovasi dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” lanjut Zulmaeta.
Menurutnya, penguatan ekonomi digital dan pengembangan smart city merupakan dua elemen penting menuju visi Indonesia Maju 2045, di mana daerah memiliki peran strategis sebagai penggerak inovasi dan inklusi.
“Kita (Pemko Payakumbuh - red) komit untuk itu,” pungkasnya.