“Pemerintah Kota Payakumbuh berterima kasih kepada pengurus musala, para guru TPA, orang tua, ninik mamak, serta seluruh masyarakat yang telah menjaga dan membina anak-anak kita,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa proses belajar tidak berhenti sampai khatam, tetapi harus menjadi awal untuk terus meningkatkan keimanan dan ilmu pengetahuan.
“Karena dasar agama sudah dimiliki, kita berharap anak-anak dapat membentengi diri dari dampak negatif seperti pergaulan bebas, LGBT, narkoba, dan lainnya,” tegasnya.
Elzadaswarman juga menekankan pentingnya peran mamak, baik secara nasab maupun simbolik, dalam membentuk karakter anak kemenakan.
“Mamak itu bukan hanya mamak secara nasab, tetapi simbol dari semua yang bertanggung jawab terhadap generasi muda. Mamak nan baraki, indak mangarah ka lurah, indak mancaliak ka lurah. Tugas kita bersama adalah membimbing mereka agar tidak salah arah,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi salah satu upaya nyata membangun generasi muda yang religius dan berakhlak mulia, sejalan dengan falsafah Minangkabau: Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Pemerintah Kota berharap, kegiatan serupa terus berlanjut dan menjadi budaya yang mengakar dalam kehidupan masyarakat.