Beranda Kolom Tinjauan Ekonomi: Gelombang Panas Picu Lonjakan Permintaan AC di Eropa dan Dorong Ekspor China

Tinjauan Ekonomi: Gelombang Panas Picu Lonjakan Permintaan AC di Eropa dan Dorong Ekspor China

Gelombang panas yang berkelanjutan saat musim panas di Eropa mendorong semakin banyak rumah tangga mempertimbangkan kembali opsi untuk menyejukkan diri mereka, sebuah tren yang menciptakan peluang baru bagi produsen peralatan China menyasar pasar yang telah lama menolak penggunaan penyejuk udara (air conditioner/AC).

0
Xinhua

Unit AC biasa berkapasitas 1,5 tenaga kuda (umumnya dikenal sebagai PK di Indonesia) dijual seharga 600-800 euro (1 euro = Rp18.960) di Jerman, namun pemasangannya dapat memakan biaya lebih dari 1.500 euro jika tenaga kerja, izin, dan persetujuan bangunan turut dihitung. Pihak penyewa juga memerlukan persetujuan dari pemilik bangunan dan mungkin harus memindahkan unit ketika mereka pindah.

Tingginya biaya energi juga menjadi hambatan lainnya. Sebagai contoh, di Berlin, biaya listrik mencapai sekitar 0,30 hingga 0,40 euro per kilowatt-jam. Menyalakan AC terus menerus selama bulan Juli dan Agustus dapat membuat tagihan listrik rumah tangga membengkak hingga di atas 200 euro.

Bangunan hunian yang menua di Eropa menambah lapisan kerumitan lainnya. Banyak bangunan tidak memiliki saluran udara (duct) yang telah terpasang, dan di kawasan bersejarah, unit AC di luar ruangan kerap kali dilarang demi melindungi tampilan bangunan.

Kendati demikian, sejarah tersebut kemungkinan bakal mulai berubah. Suhu tinggi yang persisten, berpadu dengan meningkatnya kekhawatiran perihal risiko kesehatan, mulai mengikis resistensi lingkungan dan budaya yang telah berlangsung lama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkait
Berita Terkait