Pada pidato Minggu, Zelensky menegaskan kembali seruan kepada sekutu untuk menyediakan sistem pertahanan udara bagi negara tersebut. Ia mengatakan bahwa Ukraina telah dibombardir oleh hampir 700 bom berpemandu dan lebih dari 100 pesawat nirawak Shahed minggu ini saja.
"Setiap keputusan konkret dari mitra kami untuk memperkuat pasukan kami dapat menyelamatkan nyawa," tulisnya di Telegram.
Minta Bantuan China
Sebelumnya, pekan lalu, utusan pemerintah Ukraina kini berada di China. Di hadapan pemerintah Presiden Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengaku siap bernegosiasi dengan perwakilan Rusia jika Moskow menunjukkan sikap mau mengadakan pembicaraan.
"Dmytro Kuleba menegaskan kembali sikap konsisten Ukraina bahwa pihaknya siap bernegosiasi dengan pihak Rusia pada tahap tertentu, ketika Rusia siap bernegosiasi dengan itikad baik," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina. mengatakan dalam sebuah pernyataan seusai pertemuan Rabu lalu.
"Namun menekankan bahwa saat ini belum ada kesiapan seperti itu di pihak Rusia," tambahnya dikutip AFP.
China sendiri adalah sekutu dekat Rusia dalam bidang politik dan ekonomi. Bahkan para anggota NATO mencap Beijing sebagai pihak yang "menentukan terjadinya perang".
Namun Kuleba pada Rabu mengatakan bahwa mengakhiri pertempuran akan menguntungkan China. Ia pun meyakinkan Tirai Bambu bahwa perdamaian yang adil di Ukraina akan menjadi kepentingan strategis bagi Beijing.