Para ahli militer Tiongkok mengatakan, reorganisasi ini meningkatkan kendali langsung Xi atas kemampuan strategis PLA dan menggarisbawahi ambisi Tiongkok dalam menguasai AI dan teknologi baru lainnya dengan lebih baik untuk mempersiapkan apa yang disebutnya “perang cerdas” di masa depan.
Restrukturisasi ini dilakukan setelah Xi melakukan pembersihan korupsi besar-besaran terhadap PLA tahun lalu, yang menjerat jenderal-jenderal yang berkuasa.
Pengamat PLA mengatakan, reorganisasi terbaru ini kemungkinan besar bukan merupakan hasil dari pembersihan korupsi baru-baru ini.
Namun lebih merupakan cerminan bahwa SSF bukanlah format organisasi yang ideal untuk militer China.
“Ini menunjukkan bahwa SSF bukanlah pengaturan yang memuaskan. Hal ini mengurangi visibilitas Xi terhadap fungsi-fungsi penting dan tidak benar-benar meningkatkan koordinasi antara kekuatan ruang angkasa, dunia maya, dan jaringan pertahanan,” kata Joel Wuthnow, peneliti senior di Universitas Pertahanan Nasional yang didanai Pentagon
Sebelum dibubarkan, SSF memiliki dua unit utama, yaitu Departemen Sistem Dirgantara yang mengawasi operasi luar angkasa dan pengintaian PLA, dan Departemen Sistem Jaringan yang bertugas menangani kemampuan perang siber, elektronik, dan psikologis.