Pani Gold Project dikelola bersama PT GSM, PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS), PT Pani Bersama Tambang (PBT) dan PT Mentari Alam Persada (MAP) yang semuanya di bawah PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Salah satu penambang, Sarton, menyatakan terima kasih dan rasa syukur karena menerima tali asih dari perusahaan.
“Alhamdulillah, saya syukuri. Ini [tali asih] harus disyukuri. Saya dan penambang tidak punya hak, karena tidak punya kepemilikan atas lahan yang kami garap,” katanya.
Dirinya berharap agar pemerintah dan dinas terkait bisa segera mengurus dan merealisasikan wilayah pertambangan rakyat (WPR). Sementara WPR belum terealisasi, Sarton dan penambang lain berkegiatan di Botudulanga, Balayo dan Tomula yang terletak di luar area konsesi perusahaan.
Proses pemberian tali asih ini dimulai dengan wawancara, di mana penambang menjelaskan kegiatannya dan properti yang dioperasikan. Penambang juga menjelaskan kapan mereka mulai berkegiatan dan kapan mereka berhenti, jika memang mereka sudah tidak berkegiatan.
Beberapa undangan tidak bisa menjelaskan secara gamblang, karena mereka ternyata mewarisi lokasi dan properti dari orangtua mereka. Saat verifikasi lapangan, mereka pun kesulitan menunjukkan lokasi paretan atau pasolo karena sudah hilang atau lokasi ditumbuhi tanaman semak akibat ditinggal terlalu lama.