“UKW bukan hanya soal kemampuan menulis, tetapi juga integritas dan tanggung jawab moral. Dalam persaingan media yang semakin padat, kompetensi adalah identitas yang tidak bisa ditawar,” tegasnya.
Kurniawan juga menegaskan bahwa hubungan pemerintah dan media adalah hubungan saling menguatkan. Ia mengakui kerap muncul ketegangan ketika informasi belum lengkap sementara tekanan publik menuntut berita cepat.
“Konflik informasi itu nyata. Wartawan butuh kepastian data, pemerintah butuh waktu verifikasi. Kompetensi membantu wartawan menyikapi situasi itu dengan profesional,” katanya.
Ia memastikan Pemko Payakumbuh selalu membuka ruang dialog dengan media kredibel, namun tetap berhati-hati terhadap pihak yang mengatasnamakan pers tanpa kompetensi.
Kurniawan berharap seluruh peserta UKW mampu lulus dan memperkuat kualitas jurnalisme di daerah. “Wartawan harus menjadi agen perubahan yang membangun, bukan bagian dari masalah,” tutupnya.
Ketua PWI Sumatera Barat, Widya Nafies, menyebut tumbuhnya perusahaan pers di daerah ikut meningkatkan jumlah wartawan baru. Namun, peningkatan itu tidak selalu dibarengi standar kompetensi yang sama.
“Persaingan semakin ketat. Wartawan yang tidak kompeten akan tersisih, sementara yang kompeten justru semakin dibutuhkan. UKW memastikan wartawan memiliki kualitas itu,” ujarnya.
