Topik olahraga juga tampak dalam kreasi ciptaan Yosua Tan, seniman mural asal Tangerang. Dia menggambar sketsa seorang pria yang mengenakan kacamata hitam dan sepak bola, olahraga yang digemari di seluruh dunia, dan menulis "mafia" di sampingnya. Ini mengilustrasikan kritik moral terhadap sepak bola, yang menurutnya kerap kali diubah menjadi arena politik bagi sejumlah partai tertentu.
"Kami berharap sepak bola tidak berubah menjadi ajang politik, olahraga harus tetap menjadi olahraga," ujarnya.
Ibnu Jandi, konseptor festival itu, menyampaikan bahwa Tangerang merupakan daerah perkotaan yang dulunya adalah hutan lebat, namun bertransformasi dengan cepat seiring perluasan pembangunan DKI Jakarta, dengan kemunculan ribuan industri dan para pendatang dari berbagai provinsi.
Serupa dengan daerah-daerah perkotaan di negara lain, tak hanya area hutan yang lenyap, tetapi juga budaya lokal dalam banyak kasus, banyak kemacetan di jalanan, serta hilangnya ruang publik, imbuhnya.
Akid One (37), seniman mural asal Malaysia, berupaya menampilkan lalu lintas perkotaan dalam karyanya yang disempurnakan dengan warna cokelat kekuningan klasik, layaknya lanskap kuno.