Melihat kondisi demikian, maka perlu dilakukan optimalisasi penggunaan buku KIA dalam mendukung kesehatan ibu dan anak. Sebab, Buku KIA memainkan peran penting sebagai alat berbasis rumah untuk memastikan kesehatan ibu dan anak yang berkelanjutan. Oleh karena itu, KSP memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman di antara negara-negara peserta.
“Kami mengapresiasi Gubernur Sumbar dan Pemprov Sumbar, yang telah berkolaborasi dengan JICA dan Kemenkes untuk perhelatan KSP ini, dan semoga program ini dapat menghasilkan solusi dalam peningkatan pelayanan bagi ibu hamil dan bayi agar ke depan lebih baik,” ucapnya menutup.
Di sisi lain, Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia Takehiro Yasui menyampaikan, bahwa kegiatan Knowledge Sharing Program (KSP) ini merupakan bagian dari kerangka proyek kerja sama teknis lima tahun (2018-2023) yang terjalin antara Kemenkes RI dan JICA. Indonesia sendiri adalah negara pertama di dunia yang memperkenalkan Buku KIA secara nasional.
"Sebelumnya Pemerintah Indonesia bersama JICA telah menyelenggarakan pelatihan internasional untuk memperkuat implementasi Buku KIA ini, dengan mengundang perwakilan 17 negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika dengan," terangnya.
Takehiro menyebutkan, program ini ditujukan tidak hanya untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga untuk menciptakan berbagai tahap persiapan strategi masa depan untuk menghadapi masalah-masalah spesifk terkait kesehatan ibu dan anak di berbagai negara.