Selanjutnya Gubernur Mahyeldi menuturkan, saat ini penduduk Sumbar berjumlah 5,64 juta jiwa dimana 68.000 orang di antaranya berasal dari suku Sunda. Kehidupan berdampingan di Sumbar tersebut, bukan hanya saat ini saja tapi telah berlangsung semenjak 64 tahun silam.
"Jadi itu tidak hanya sekarang tapi telah terjalin sejak 64 tahun silam. Itu bukti bahwa Sumbar itu toleran dan aman terhadap suku apapun," pungkas Mahyeldi.
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi PB Pasundan Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU mengatakan alasan kenapa Gubernur Sumbar diberikan gelar "Abah Rakean" itu adalah bentuk apresiasi kami atas kepedulian Gubernur Mahyeldi terhadap warganya yang membutuhkan bantuan tanpa membedakan etnis atau asal daerah.
“Kita telah lama mengamati dan mencermati kiprah beliau, terutama sejak beliau mengemban amanah sebagai Wakil Ketua DPRD Sumbar, kemudian menjadi Walikota Padang hingga beliau menjabat sebagai Gubernur. Bapak Mahyeldi sangat peduli pada warganya yang membutuhkan bantuannya tanpa membedakan etnis. Itu yang kami rasakan sebagai warga Sumbar asal Sunda,” ujar Eddy.
Lebih lanjut Eddy Jusuf menyampaikan, dirinya mewakili masyarakat seluruh masyarakat Jawa Barat, mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Mahyeldi yang selalu memperhatikan dan mengayomi warga pasundan di Sumbar.
“Mewakili seluruh perantau Pasundan, Hatur nuhun (terima kasih) Bapak yang telah senantiasa membantu masyarakat Sunda disini," ucapnya lagi.