CARAPANDANG - Dengan kesulitan ekonomi yang berdampak besar pada kondisi kehidupan di Afghanistan, dukungan kemanusiaan yang berkelanjutan serta investasi dalam solusi jangka panjang sangat dibutuhkan untuk negara tersebut, seperti disampaikan para pejabat dan mitra Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (15/8).
Dalam sebuah siaran pers yang dirilis pada Selasa tersebut, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC) mengatakan bahwa sekitar 28 juta warga Afghanistan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
"Kesulitan ekonomi dan goncangan terus-menerus telah sangat mengurangi daya beli, membuat banyak orang bergantung pada bantuan kemanusiaan," menurut siaran pers tersebut.
William Spindler, juru bicara Badan Pengungsi PBB (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR), mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa bahwa terdapat beberapa tantangan utama dalam pemberian bantuan di Afghanistan.
Splinder menyampaikan bahwa operasi PBB dan organisasi nonpemerintah telah terdampak oleh pembatasan, termasuk larangan bagi staf nasional perempuan.
Dia mencatat bahwa meskipun tantangan masih ada, UNHCR dan mitra-mitranya tetap berkomitmen untuk terus berada di Afghanistan dan mencari cara untuk mengatasi tantangan serta melayani mereka yang membutuhkan, terutama wanita dan anak perempuan.