Dalam Pemberontakan Rakyat Sasak Terhadap Kerajaan Bali di Lombok, 1891-1894, yang ditulis oleh Mohammad Tanwir pada laman repository.uinjkt.ac.id/, orang-orang Bali di daerah Lombok adalah keturunan dari Kerajaan Karangasem. Kedatangan etnis Bali di daerah Lombok mulai berlangsung pada abad ke-17 M, di bawah koordinasi kerajaan Karangasem, Bali, yang mengirim pasukan pendahulu yang beragama Islam di bawah kepemimpinan Patih Arya Sudarsana di Kerajaan Selaparang bagian timur.
Kedatangan pasukan pendahulu yang beragama Islam ini tidak menimbulkan simpati di hati masyarakat Sasak yang mayoritas juga beragama Islam. Sebaliknya, malah menimbulkan konflik antara Patih Arya Sudarsana dengan pihak Kerajaan Selaparang yang mengarah pada peperangan. Pasukan Patih Arya Sudarsana akhirnya terdesak keluar dari wilayah Kerajaan Selaparang berkat adanya bantuan dari pasukan Sumbawa di bawah kepemimpinan Amasa Samawa pada 1723-1725 M.
Bekas prajurit Sumbawa ini lalu memilih untuk menetap di Lombok dan menjadi cikal bakal dari penduduk Desa Jantuk, Saren Rembuk, Kuang Berore, Moyot, Kembang Kerang, yang berbahasa Taliwang dan saat ini berada di wilayah Lombok Timur. Patih Arya Sudarsana dan pasukannya sendiri menyingkir dan bergabung dengan Kerajaan Pejanggik dan menyebabkan putusnya hubungan antara Kerajaan Pejanggik dan Kerajaan Selaparang sebagai kerajaan induk, sekaligus menguntungkan Kerajaan Karangasem, Bali.