Putri menambahkan, kolesterol tinggi yang tidak ditangani dapat berujung pada berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung. Untuk itu, mengatur pola makan dan aktivitas fisik menjadi hal penting sebagai langkah pencegahan atau penurunan kadar kolesterol.
Namun, pengaturan pola makan atau diet bukan berarti harus menghentikan asupan lemak sepenuhnya. Pasalnya, kolesterol dalam jumlah yang cukup masih dibutuhkan tubuh salah satunya untuk membantu produksi vitamin D. “Kolesterol kita tetap perlu ya karena fungsinya sangat banyak kalau kita terlalu diet ketat misalnya rebus kukus aja, nah itu sebetulnya kalau saya pribadi kurang menganjurkan,” ujar Putri.
“Walaupun lemak atau kolesterol menjadi lebih rendah tapi kita kan butuh mindful eating juga. Jadi tetap konsumsi makanan yang seimbang, tetap variasikan makanan tapi pastikan agar cara pengolahannya tepat,” lanjutnya.
Untuk menjaga kadar kolesterol, asupan makanan yang tinggi kolesterol memang perlu dibatasi tapi bukan berarti tidak boleh.
“Jadi misalkan lagi pengen makan udang yang memang juga tinggi kolesterol ya seminggu sekali masih oke lah ya sambil kita pantau kadar kolesterolnya.
Pengolahannya juga coba cari deh yang tepat, kalau kolesterol tinggi ya jangan yang digoreng,” jelas Putri.
Bagi orang dengan kolesterol tinggi, Putri pun menganjurkan untuk membatasi konsumsi makanan cepat saji.