Pernyataan dalam dokumen tersebut menekankan pentingnya perlindungan hak asasi manusia, keamanan, dan martabat bagi rakyat Palestina dan Israel. Para pemimpin berjanji akan menyelesaikan setiap perselisihan melalui jalur diplomasi, bukan dengan kekerasan.
Mereka juga menolak siklus perang dan negosiasi yang tak kunjung berakhir di Timur Tengah. Namun, acara penandatanganan itu tidak dihadiri perwakilan dari Hamas maupun Israel.
Dalam pidatonya di Mesir, Trump menggambarkan perjanjian tersebut sebagai titik balik bagi kawasan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa jutaan orang telah berdoa agar perdamaian ini terwujud.
Trump mengatakan bahwa fase kedua dari rencana perdamaian yang diusulkannya telah dimulai, meski belum memberikan banyak rincian. Ia menyebut bahwa Gaza membutuhkan banyak “pembersihan” sebelum tahap pembangunan kembali dimulai.
Menurut Trump, proses pembangunan kembali akan menjadi bagian yang lebih mudah dibandingkan perjuangan untuk mencapai perdamaian. Ia menilai seluruh dunia sudah tahu cara membangun kembali dan melakukannya dengan baik.
