SHARE

Direktur PDAM kota Bukittinggi, Budi Suhendra

Liputan : Melita Johan

CARAPANDANG - PDAM Kota Bukittinggi kini menjadi sorotan bagi masyarakat kota Bukittinggi Khususnya Kelurahan Beteng Pasar Atas dan sekitarnya.

Ini dikarenakan pelayanannya yang tidak memuaskan masyarakat baik dengan sistim penerimaan pengaduan masyarakat maupun dengan pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Bukittinggi.

Dengan berbagai alasan yang disampaikan pihak PDAM Kota Bukittinggi dengan kurangnya debit air bersih (PAM) di kota Bukittinggi serta kebocoran pipa yang harus diperbaiki ini merupakan alasan yang selalu di sampaikan pihak PDAM.

Direktur PDAM kota Bukittinggi, Budi Suhendra saat dimintai keterangan awak media, Senin, (06/06/2022) mengatakan permasalahan pihaknya saat ini adalah usia pipa yang telah mencapai 30 tahun.

"Usia pipa yang sudah melebihi usia ekonomis, rata-rata usia pipa sudah 30 tahun, secara umur ekonomi usia tersebut hanya diangka 20 tahun" jelas Budi.

"Hal ini menyebabkan tingginya angka kehilangan air karna pipa-pipa tersebut sudah banyak yang bocor sehingga air tidak sampai ke pelanggan." tambahnya.

Budi menyampaikan, itu tidak lebih dari kebutuhan dan ketersediaan air bersih yang belum bisa kita sesuaikan di PDAM kota Bukittinggi," kata Budi.

"Khusus untuk pelanggan yang berada di janjang 40, PDAM hanya mampu memberikan 2 tangki air atau 8 kubik air dalam waktu 2 atau 3 hari sekali tergantung dengan kondisi air yang tersedia," pungkas budi pada wartawan.

Seperti rumah tangga, itupun berlaku sama pada tiap-tiap hotel-hotel, losmen, penginapan dan sebagainya yang ada di Bukittinggi.

"Pembersihan sumur bor yang dilakukan bersama Damkar Bukittinggi, itu bukan solusi untuk ketersediaan air bersih untuk warga Kota Bukittinggi untuk saat ini.

"Itu hanya pembersihan sumur bor yang tidak terpakai pada tahun 2001,2002, dan untuk pemanfaatnya harus perlu waktu untuk pengecekan." Budi mengakhiri.