Perang pecah pada 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan. Serangan balasan Israel menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Beberapa gereja, yang berfungsi sebagai tempat berlindung bagi umat Kristen dan Muslim, terkena serangan dalam perang tersebut.
Meskipun gencatan senjata saat ini telah membawa ketenangan yang bersifat tidak mutlak, rasa tidak aman masih membayangi warga.
"Kami terkadang masih mendengar ledakan," kata Hilda Ayad (29). "Kami merasa cukup dengan doa hari ini. Kami berusaha bertahan hidup dan berharap kematian di Gaza segera berakhir."
Misa tersebut hanya terbatas pada ritual keagamaan. Para pengurus gereja menegaskan bahwa tidak akan ada perayaan publik atau festival musik tahun ini sebagai bentuk penghormatan kepada ribuan warga Palestina yang tewas di seluruh wilayah tersebut.
"Tidak akan ada kebahagiaan sejati selama Gaza hancur," kata Faten al-Salafiti (67), yang kehilangan suami dan putranya dalam serangan terhadap sebuah gereja. "Kehilangan kami adalah bagian dari penderitaan semua orang di sini."