Walau begitu, China mendapatkan batu sandungan besar, di mana Presiden Ukraina Volodymyr Zelesnky masih enggan untuk bernegosiasi dengan Rusia selagi masih dipimpin Putin. Zelensky pun tetap bersikeras untuk mengusir Rusia dari wilayahnya, termasuk dari Semenanjung Krimea yang dianeksasi Moskow pada 2014 lalu.
Moskow telah berulang kali mengatakan terbuka untuk pembicaraan dengan Kyiv tetapi hanya jika Ukraina mengakui kenyataan di lapangan, termasuk status baru wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia sebagai bagian dari Rusia. Jika tidak, Kremlin telah menyatakan, Rusia akan menyelesaikan konflik dengan cara militer.
Sementara itu, Kissinger sendiri merupakan diplomat senior AS yang memiliki banyak terobosan. Ia sangat dikenal dengan keberhasilannya membuka hubungan diplomatik antara Washington dengan Beijing, yang seringkali disebut sebagai Ping Pong Diplomacy, merujuk pada pertemuan pihak AS dengan pihak China dalam sebuah pertandingan tenis meja di Nagoya, Jepang.
Kissinger akhir-akhir ini sempat memicu kemarahan Kyiv ketika dia menyarankan bahwa Ukraina harus menerima pengembalian ke 'status quo ante', atau melepaskan klaim teritorialnya atas Krimea dan memberikan otonomi kepada Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, atas nama perdamaian. Ia juga sejak itu menyarankan agar wilayah ini menjadi dasar negosiasi setelah gencatan senjata dan penarikan Rusia.