CARAPANDANG - Nilai tukar rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS hari ini. Sebelumnya, pada akhir pekan kemarin rupiah turun 0,32 persen atau 51 poin menjadi Rp16.310 rupiah per dolar AS.
"Rupiah berpeluang berbalik menguat terhadap dolar AS setelah data indikator inflasi Amerika Serikat. Yakni Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE Price Index) yang dirilis Jumat malam," kata Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, Senin (29/7/2024).
Data inflasi, sambung Ariston, menunjukkan inflasi yang stabil sesuai ekspektasi pasar. Data PCE Price Index bulan Juli secara tahunan sebesar 2,5 persen, lebih rendah dari sebelumnya yang sebesar 2,6 persen.
Hasil ini membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan AS di tahun ini. Pasar berekspektasi pemangkasan bisa terjadi di bulan September.
"Ekspektasi pemangkasan ini mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Tapi, pasar masih menantikan kabar terbaru dari Bank Sentral AS mengenai kebijakan barunya," ucap Ariston.
Hari Kamis dinihari pekan ini, the Fed akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya. Seperti biasa, kata Ariston, The Fed tidak pernah memberitahukan arah kebijakannya dengan tegas.
"Tapi The Fed hanya akan memberikan sinyal apakah cenderung ke arah pemangkasan suku bunga atau sebaliknya. Ketidakpastian inilah yang akan membuat pergerakan dolar AS masih konsolidasi dan ini bisa mencegah dolar AS melemah terlalu dalam," ujarnya.