Pasca pengakuan kedaulatan, Soekarno menghadapi tantangan baru: menjaga keutuhan wilayah Indonesia yang sangat luas dan beragam. Ia berhadapan dengan upaya disintegrasi, seperti pemberontakan PRRI/Permesta, Darul Islam, dan separatisme lainnya yang didukung oleh kekuatan eksternal.
Dalam konteks Perang Dingin, di mana blok Barat dan Timur saling berebut pengaruh, Soekarno dengan cermat memainkan posisi Indonesia agar tidak jatuh dalam dominasi satu kutub kekuasaan global.
Dengan semangat nasionalisme yang tinggi dan strategi politik yang berani, Soekarno menggabungkan kekuatan militer, diplomasi, dan ideologi untuk menjaga agar Indonesia tetap utuh sebagai satu negara.
“Berhasil mempertahankan keutuhan wilayah RI di tengah berbagai intervensi dan invasi dari negara-negara asing,” kata Prabowo.
Ada pencapaian monumental Soekarno dalam menjaga integritas wilayah Indonesia adalah keberhasilannya dalam mengintegrasikan Irian Barat (kini Papua) ke dalam NKRI. Selama bertahun-tahun, wilayah ini masih berada di bawah kekuasaan Belanda, yang menolak melepaskannya meski Indonesia telah merdeka.
Soekarno memimpin kampanye besar-besaran, baik di dalam negeri maupun internasional, untuk menuntut kembalinya Irian Barat. Ia meluncurkan Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) pada 1961 sebagai bentuk tekanan militer.