Tidak hanya menyoroti ranah kepolisian, Yusuf turut meminta Bupati Pohuwato untuk segera menggelar rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) sebagai bentuk respon keadaan darurat lingkungan.
"Saya minta kepada Bupati Pohuwato untuk segera melaksanakan rapat Forkopimda dan memutuskan penutupan PETI Bulangita karena aspek mudaratnya jauh lebih besar daripada manfaatnya,” tegasnya.
Yusuf menilai bahwa kerusakan lingkungan, ancaman ekologi, potensi longsor, kerusakan hulu sungai, pencemaran merkuri, dan perselisihan sosial serta nyawa nyawa yang melayang di lokasi PETI Pohuwato sudah memasuki tahap genting.
Ia memperingatkan bahwa jika Forkopimda tidak menunjukkan ketegasan dalam hitungan hari, massa GASSPOLL bersiap turun dalam jumlah jauh lebih besar dengan tuntutan langsung di kantor Pemda.
“Kalau Polres dan Forkopimda tidak tegas, maka GASSPOLL akan demo besar-besaran ke Pemda Pohuwato. Nanti ini saya akan orasi,” serunya.
Pengamat sosial di Pohuwato menyebut situasi Bulangita kini berada pada “zona merah” ketegangan sosial–ekonomi.
kerusakan jalan, debu dan polusi, aktivitas malam hari, banjir lumpur, serta masuknya pekerja luar daerah. Semua faktor tersebut mempertebal urgensi penutupan.
Dalam rencana aksi lanjutan, GASSPOLL mengaku akan menggerakkan: elemen pemuda, aktivis lingkungan, mahasiswa, organisasi kepemudaan, serta tokoh masyarakat desa lingkar tambang.
Tujuannya jelas: ➡️ mendesak penegakan hukum tanpa pengecualian.