Laporan: Hamid Toliu
POHUWATO, CARAPANDANG - Ridho Latjolai, salah satu peserta seleksi anggota Panwascam secara terang-terangan menilai Bawaslu Pohuwato tidak transparan dalam menetapkan hasil pengumuman tes CAT.
Hal ini diutarakan Ridho Latjolai, dalam perbincangannya dengan media di salah satu Kedai Kopi di Marisa, Jum'at (24/05/2024).
"Dan ini harus dibongkar, sebagaimana pengumuman PPK, PPS oleh KPU. Seharusnya itu ditempelkan di dinding kantor. Jangan sampai menimbulkan kecurigaan dan itu harus dibuka. Nah, pertanyaannya ada apa Bawaslu Pohuwato hari ini", kata Ridho.
Ridho lantas merujuk informasi dari Bawaslu Provinsi Gorontalo, yang akan direkrut menjadi Panwascam dimasing-masing kecamatan berdasarkan nilai tertinggi secara berurutan.
"Nah informasinya, saya pe nilai paling tertinggi se-Provinsi Gorontalo. Kalau memang mereka bersembunyi dibalik wawancara, saya tidak diwawancarai. Saat diwawancara saja, saya hanya ditanya apa pesan dan kesan. Lalu dimana ukuran itu menilai wawancara, berarti Bawaslu tidak profesional karena tidak ada pertanyaan yang substansial terkait rekrutmen ini", tanya dia.
Hal senada diutarakan oleh Dedri Dalanggo yang juga sebagai peserta dalam kompetisi panwascam. Hematnya, ia digugurkan lantaran diduga menjadi partisipan salah satu caleg pada pemilu legislatif 2024. Ia pun mengungkapkan kekecewaannya terhadap seleksi Bawaslu yang diketuai Yolanda Harun.