“Harapannya, setelah pembinaan di panti ini, mereka dapat berkelakuan baik, dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang membuat mereka dikirim ke panti. Dengan program rehabilitasi sosial yang dilakukan, maka kerawanan ketertiban masyarakat, pelaku penyimpang, dan tindakan kriminal dapat terselesaikan,” ungkapnya.
Syaifullah menambahkan, pembinaan juga dilakukan di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Tuah Sakato, Kalumbuk, Kota Padang. Selain membantu disabilitas tuna netra untuk belajar mandiri, penghuni panti ini juga diajarkan untuk memiliki keahlian pijak (massage), shiatsu, kesenian, hingga pembuatan serbuk jahe merah.
“Bimbingan keterampilan yang diberikan ini bertujuan agar tuna netra dapat mandiri dan produktif. Saat ini, telah banyak lulusannya PSBN yang bisa mandiri dan buka praktek sendiri,” terangnya.
Perhatian juga diberikan Pemprov Sumbar terhadap anak-anak berkebutuhan khusus atau para difabel penyandang tuna grahita, yang dipusatkan di Panti Sosial Bina Grahita (PSBG) Harapan Ibu Kalumbuk Kota Padang. Begitu juga bagi anak-anak berstatus yatim piatu dan fakir miskin, yang mendapatkan pembinaan di PSAA Trimurni Padang Panjang.
“Anak asuh usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu ini diberikan pembinaan, bimbingan kegamaan, bimbingan keterampilan, dan pendidikannya. Sehingga kebutuhan mental mereka dapat terpenuhi agar dapat tumbuh berkembang dan menatap masa depan yang lebih baik,” jelasnya.