Vasko optimistis dengan dukungan penuh dari Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, dan instansi lainnya, Sumbar semakin siap menghadapi berbagai ancaman bencana. Ia juga mengajak masyarakat untuk berdoa agar Sumbar selalu dilindungi dan semakin maju di masa mendatang.
Sementara itu, Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Noer Isrodin Muchlisin, menegaskan bahwa efisiensi anggaran tidak menjadi hambatan berarti dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan (SAR). Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar penanganan tetap berjalan maksimal.
“Efisiensi pasti ada dampaknya, tapi kita bisa meminimalisir dengan memberdayakan seluruh potensi dari luar Basarnas, seperti TNI, Polri, insan perhubungan, dan instansi lain. Mereka masih punya keterkaitan untuk kepentingan operasi SAR. Untuk urusan kemanusiaan, operasi SAR di Indonesia tidak ada pengaruh signifikan meski ada efisiensi,” jelas Noer Isrodin.
Ia menambahkan, Sumatera Barat memiliki potensi kerawanan bencana yang cukup besar, mulai dari letusan gunung berapi, tanah longsor, hingga kecelakaan laut. Karena itu, latihan gabungan ini penting untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan sinergi semua pihak.
Basarnas sendiri, lanjutnya, telah memiliki dua kapal besar yang ditempatkan di Mentawai dan Padang, serta sejumlah peralatan lain seperti rigid inflatable boat (RIB).