CARAPANDANG.COM, DAMASKUS -- Bentrokan sporadis, serangan drone, dan pertempuran darat terus berlanjut di Provinsi Sweida, Suriah selatan, dan wilayah sekitarnya meski gencatan senjata telah diumumkan, dengan jumlah pengungsi mencapai lebih dari 145.000 orang, demikian disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (23/7).
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kekerasan yang terjadi antara 20 hingga 22 Juli meliputi serangan mortir dan pengintaian udara, mengakibatkan semakin banyak warga sipil yang terluka dan memaksa ribuan orang mengungsi. Sebagian besar pengungsi tetap berada di Provinsi Sweida, sementara yang lain mencari perlindungan di kegubernuran tetangga seperti Daraa dan Damaskus Pinggiran.
Akses terhadap layanan dasar masih sangat terganggu di seluruh wilayah Sweida. PBB melaporkan gangguan luas dalam pasokan listrik, air, bahan bakar, dan jaringan telekomunikasi, sementara ketahanan pangan kian terkikis parah akibat gangguan pasar dan penutupan toko roti.
Asap mengepul saat bentrokan di Kota Wolgha, pedesaan barat Sweida, Suriah selatan, pada 18 Juli 2025. (Xinhua/Str)
Organisasi-organisasi kemanusiaan telah mulai merespons krisis itu dengan menyediakan layanan kesehatan, layanan perlindungan, makanan, air bersih, dan barang-barang nonmakanan kepada komunitas yang terdampak, meski kendala akses terus menghambat upaya tersebut.