China juga mendapat kecaman atas tindakannya di Xinjiang, wilayah di negara itu yang ditinggali kelompok minoritas Muslim Uighur, yang dikabarkan berada dalam pengawasan ketat lewat kamera-kamera yang menggunakan AI dan perangkat pengenal wajah.
Sementara itu, para mendag G7 menyatakan keprihatinan serius atas penggunaan pengaruh ekonomi untuk mengganggu pemilihan umum di negara lain.
Mereka mengatakan bahwa mereka "menentang keras setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan pemaksaan ekonomi".
Di tengah kebuntuan antara Rusia dan Barat atas invasi Moskow ke Ukraina, G7 mengutuk upaya Rusia untuk menggunakan ketergantungan Eropa pada minyak dan gas alam Rusia sebagai senjata.
Penggunaan kekuatan ekonomi China demi konsesi juga telah memicu kekhawatiran negaranegara di kawasan Indo-Pasifik. Menyadari pentingnya membangun rantai pasokan yang tangguh, para anggota G7 juga menyinggung pentingnya berkolaborasi dengan mitra non-G7, terutama negara-negara berkembang, sebagai "pemasok, produsen, dan pembeli utama dalam rantai pasokan global".
"Kami .... akan membahas cara memperdalam kerja sama dengan para mitra ini," kata para menteri G7 dalam pernyataan itu.
Mereka juga mengatakan bahwa transparansi, diversifikasi, kepercayaan, dan keandalan adalah beberapa "prinsip-prinsip penting" untuk membangun rantai pasokan yang kuat.