Sejak 23 September, pasukan Israel mengintensifkan serangan udaranya terhadap Hizbullah di berbagai wilayah di Lebanon, yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban sipil dan memaksa warga di banyak daerah harus mengungsi. Serangan udara tersebut juga menargetkan dan menewaskan para pemimpin utama Hizbullah, termasuk sekretaris jenderal kelompok tersebut, Hassan Nasrallah. Selain itu, Israel telah meluncurkan apa yang disebutnya sebagai operasi darat "terbatas" di Lebanon.
Eskalasi-eskalasi tersebut telah memperburuk bentrokan antara Israel dan Hizbullah, yang meletus sejak 8 Oktober 2023, ketika Hizbullah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung Hamas di Jalur Gaza, yang memicu agresi dan serangan udara balasan Israel di Lebanon tenggara.