Selain itu, pengguna berusia remaja akan mendapat pengingat untuk berhenti menggunakan platform setelah satu jam per hari, serta otomatis masuk ke Quiet Mode atau mode senyap pada malam hari.
Perluasan ketersediaan fitur Akun Remaja menyusul temuan dalam penelitian yang dipimpin oleh mantan pegawai Meta bahwa anak-anak dan remaja masih berisiko terpapar konten berbahaya di Instagram bahkan setelah perusahaan menghadirkan fitur perlindungan.
Menurut hasil studi itu, remaja masih bisa menemukan unggahan tentang bunuh diri, melukai diri sendiri, hingga konten seksual meskipun ditempatkan di Akun Remaja.
Meta membantah klaim tersebut, dan menegaskan bahwa perlindungan mereka membuat remaja melihat lebih sedikit konten berbahaya.
Selain memperluas cakupan fitur perlindungan bagi remaja, perusahaan pada Kamis (25/9) meluncurkan School Partnership Program.
Program tersebut memungkinkan para pendidik melaporkan masalah seperti perundungan langsung ke Instagram supaya bisa ditinjau dan ditangani lebih cepat.
Meta menjelaskan bahwa program tersebut sudah diuji coba awal tahun ini dan mendapat respons positif dari sekolah-sekolah yang berpartisipasi.
Sekarang semua sekolah menengah pertama dan atas di Amerika Serikat bisa mendaftar untuk mendapatkan prioritas penanganan laporan dan akses ke sumber daya pendidikan.