Para seniman mural yang diangkat dalam buku tersebut yakni Anagard, Apotik Komik, Andy Rharharha, Bayu Widodo, Bujangan Urban, Darbotz, Eko Nugroho, Emus Larmawata, Farid Stevy. Kemudian, Farhan Siki, Geger Boyo, Komunitas Pojok, Media Legal, Marishka Sukarna, Popok Tri Wahyudi, Sinta Tantra, Stereoflow, The Popo, Taring Padi, dan Wild Drawing.
Kurator dan Penulis buku Crossing The Wall, Hilmi Faiq menuturkan nama-nama tersebut dikurasi dari ratusan seniman dengan pertimbangan antara lain kekaryaan, konsistensi, kebaruan, dan tema.
"Selain itu juga magnitude atau impak karya terhadap publik. Misalnya, beberapa karya mereka menjadi penanda tempat atau ikon," ujarnya. CEO PT Mowilex Indonesia Niko Safavi menyatakan kalangan seninman banyak menginspirasi perusahaan untuk membuat sebuah cat khusus untuk para pelukis mural, yang bisa digunakan untuk area indoor maupun outdoor.
Pihaknya sebelumnya juga telah menerbitkan buku untuk para seniman ukir kayu di Bali yakni "Balinese Woodcarving A Heritage to Treasure”.