“Saya ingin perguruan itu abadi. Konvoi di jalanan sebisa mungkin tolong dihindari kalau memancing keributan. Seperti kemarin yang terakhir, saling lempar. Motor dibakar. Kalau kami nanti dibantu dengan CCTV, drone dan satelit kita pasti bisa temukan pelakunya. Dan kita berlakukan represif, pasti menderita. Kita tidak ingin itu terjadi,” tegas Pangdam.
Namun demikian, Pangdam meyakini jika perguruan silat di Jawa Timur mampu menjunjung nilai-nilai kehormatan dan kependekaran dengan sangat mulia. “Saya yakin, semua perguruan silat punya kepribadian dan kehormatan,” tegas Mayjen Farid Makruf, M. A.
“Saya hanya menggambarkan. Akhir dari sebuah anarkisme itu kalau berujung pada tindakan hukum, pasti sengsara,” imbuh Pangdam V/Brawijaya.