Kita tahu, Maruarar Sirait adalah tokoh pemuda yang memiliki integritas dan loyalitas terhadap negara dan bangsa. Penulis berkomunikasi dengan beliau tentang masa depan sepak bola Indonesia, setidaknya ada harapan dan babak baru wajah sepak bola Indonesia terlepas dari genggaman para mafia.
Maruarar Sirait dengan tegas mengatakan, dengan membiarkan kasus tindakan mengatur skor atau match fixing ini semakin mengakar di dunia persepakbolaan, maka dapat mematikan potensi dan prestasi generasi berikutnya untuk sepak bola.
Ketegasan pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969 ini seperti mengembalikan optimisme anak-anak bangsa untuk menjadikan sepak bola sebagai bagian dari cita-cita hidup yang sebelumnya dipenggal oleh para mafia.
“Kita sikat mafia sepak bola, pasti maju sepak bola kita,” ujar Ara dalam obrolan kami di WhatsApp pada Selasa, (10/31/2023).
Saya menangkap ada kesungguhan dan keseriusan serta emosi yang diluapkannya. Poinnya, citra buruk dunia sepak bola tanah air harus dilenyapkan. Kita harus optimis, karena di dalam sepak bola ada harapan, ada etika dan moral, ada gotong-royong serta nasionalisme.
Bornn dan Fernandez mengungkapkan bahwa sepak bola pada hakikatnya adalah sebuah permainan yang menekankan pentingnya "ruang" (space) dan "gerak" (movement). Ruang harus diisi oleh semangat untuk bertransformasi menjadi kemenangan melalui gerak juang yang kompetitif dan etis.