Beranda Kolom Melihat Indonesia dari Perempuan

Melihat Indonesia dari Perempuan

0
Melihat Indonesia dari Perempuan

Kokohnya ribuan pengawal prajurit bertombak sekalipun tak bisa menghalangi amarahnya. Namun, amarah tak pudarkan cantiknya, dengan gemas ia memetik tangkai mawar, sekejap menciumnya dan, hmm harum sekali…, ia berbisik lembut.

Selepas senja pergi, sedang baca serius karya klasik novel fiksi yang mengisahkan seorang perempuan legenda dari negeri tanah seberang itu magisnya menggetarkan. Batiba terdengar bunyi dering kring.. kring.. kring.. telepon yang amat berharga.

“Bang sibuk? Kita boleh ngopi sejenak, berkumpul santai, kongkow-kongkow sembari mengurai kekusutan dan membincangkan agenda nasional kita. Jenuh hati karena terpaksa mengunyah ingar-bingar politik jual-beli yang tak ada jedanya, kita tunggu di Good Folks Cikini ya bang,” cakapnya singkat.

“Ow o oke cocok, tapi angpao Ketum he he,” seadanya aku jawab, tak sempat berpantun kalimat mutiara, tut-tut-tut suara di ujung telepon terburu-buru putus. Rasanya ini perintah, tanpa basa-basi dan tak perlu juga bergumam dalam hati, segera kemas-kemas laptop, notebook, potlot bawa jangan ketinggalan, tenteng ransel cuss, on the way (OTW). Bila perlu terbirit-birit, “jurtul” (juru tulis) kesigapannya memang begitu bukan?!

Seperti biasa petualangan dimulai, drama perjuangan rentan waktu jauhnya perlintasan menuju coffee shop tempat tongkrongan. Semangat menempuh kehororan macet, bedanya di tengah perjalanan kali ini hujan terlalu deras mengguyur.

  • Tags

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkait
Berita Terkait