"Pekerja sosial dan penyuluh sosial Sentra Dharma Guna Bengkulu memberikan terapi relaksasi dan CBT (Cognitive Behavioral Therapy). Selain itu Kemensos juga memfasilitasi pendampingan psikologis oleh psikolog klinis RSUD Siti Aisyah," kata Kepala Sentra Dharma Guna Syam Suryani dalam laporan kepada Menteri Sosial. Meski masih belia, korban merupakan sosok yang tangguh. Pasca kejadian yang menimpanya, korban cenderung malu dan merasa sedih serta takut. Akan tetapi, saat ini korban merasa senang karena banyak pihak termasuk Kementerian Sosial yang memperhatikannya.
Selain intervensi medis dan hukum, Kemensos juga akan membantu pendidikan gadis belia tersebut. Korban yang putus sekolah saat kelas 4 Sekolah Dasar, kini bertekad akan melanjutkan sekolahnya melalui PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Paket A karena usianya yang tak lagi memungkinan mengulang Sekolah Dasar.
Keluarga Dinda yang tergolong dalam keluarga pra-sejahtera pun tak luput dari perhatian Kemensos. Ayah Dinda yang bekerja sebagai buruh harian di kebun karet milik orang hanya berpenghasilan rata-rata Rp. 800.000 sebulan, sedangkan ibunya bekerja sebagai pengepak kerupuk dengan penghasilan rata-rata Rp. 80.000 hingga Rp. 100.000 per minggunya. Dengan penghasilan tersebut, orang tua korban harus menafkahi korban dan keempat saudaranya.