Beranda Jalan-jalan Kerukunan Multi Etnis Kota Singkawang Melalui Masjid Raya Singkawang

Kerukunan Multi Etnis Kota Singkawang Melalui Masjid Raya Singkawang

Masjid Raya Singkawang didirikan tahun 1885 oleh dua saudagar India, Bawasahib Marican dan putranya, Haji. B. Achmad Marican

0
Masjid Raya Singkawang

Selain usaha batu permata, Bawasahib Marican berkebun kelapa dan gambir serta beternak sapi untuk memenuhi ransum tentara Belanda.

Masjid Raya Singkawang dibangun di atas tanah milik Bawasahib Marican yang berbentuk segitiga. Ukurannya kecil dan bentuknya masih sederhana. Tak ada menara pula yang menandakan sebuah masjid.

Pada waktu hampir bersamaan dengan pembangunan masjid, seorang “kapiten Tionghoa” membangun sebuah tempat ibadah. Uniknya, letaknya berdekatan dengan masjid Bawasahib Marican.

“Kendati berdampingan, para pengikutnya tetap hidup dalam keharmonisan dan kedamaian, tidak pernah terjadi pertikaian antar etnis maupun antar agama,” tulis Kementerian Agama RI.

Singkawang dikenal sebagai “Kota Amoy” karena banyaknya orang Tionghoa yang tinggal di sana. Mereka datang untuk berdagang dan menambang emas. Perdagangan dan kemilau emas Kalimantan Barat juga menarik orang-orang India. Selain berdagang, mereka ikut menyebarkan agama Islam.

Menurut Risa dari Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas dalam “Islam di Kerajaan Sambas Antara Abad XV-XVII: Studi Awal tentang Islamisasi di Sambas” di Jurnal Khatulistiwa Vol. 4 No. 2, September 2014, Islam masuk ke Kerajaan Sambas awal abad ke-15. Namun perkembangan Islam masih terbatas daerah pelabuhan dagang dan kota-kota kecil. Di sana terdapat aktivitas perdagangan yang melibatkan para pedagang muslim Tionghoa, India, dan Arab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkait
Berita Terkait