Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok Irwan Effendi, mengungkapkan bahwa meski Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah menghasilkan hujan di beberapa wilayah, pasca penghentian OMC pada 31 Juli lalu, kembali terdeteksi dua titik api baru di wilayah Sungai Lasi dan Saniang Baka.
“Kami masih membutuhkan bantuan lintas sektor untuk menangani titik api yang mulai muncul kembali. Hari Tanpa Hujan (HTH) juga masih terjadi di beberapa kecamatan,” jelas Irwan.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Sumbar Ilham Wahab, mendukung penurunan status menjadi Siaga Darurat, namun menekankan perlunya peningkatan sosialisasi resiko karhutla dan penegakan hukum.
Sementara itu, Yudha Nugraha dari BMKG Sumbar mengingatkan bahwa curah hujan masih akan rendah hingga pertengahan September.
“Awal Agustus potensi hujan sangat minim, intensitasnya baru mulai meningkat di akhir bulan, dan hujan signifikan diperkirakan baru datang September,” katanya.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar Ferdinal Asmin, mengingatkan bahwa wilayah Kabupaten Solok tergolong rentan karhutla, terutama pada area yang ditumbuhi alang-alang.
“Meski HTH tak terlalu panjang, potensi kebakarannya tetap tinggi. Kami mendorong agar larangan pembukaan lahan dengan cara membakar terus ditegakkan,” ujarnya. Ia juga mengusulkan agar status Siaga Darurat tetap diberlakukan untuk antisipasi jangka menengah.