Selain itu, pertemuan tersebut memberikan peluang bagi negara-negara ASEAN untuk bertukar wawasan, pengalaman, praktik terbaik hingga hambatan yang dihadapi, serta diskusi mengenai implementasi dan rencana ke depan dokumen-dokumen ASEAN terkait pemberantasan terorisme.
Salah satu dokumen penting yang dibahas dalam forum tersebut adalah Bali Work Plan 2019- 2025 yang telah disahkan melalui Asean Ministrial Meeting di Bangkok pada tahun 2019 yang isinya terkait upaya pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan ekstremisme berbasis kekerasan khususnya di kawasan ASEAN.
"Bali Work Plan ini sekitar 100 aktivitas yang akan dijalankan bersama. Salah satu hal yang menarik dari Bali Work Plan ini dia tidak hanya di satu sektoral saja, tetapi dilaksanakan pada sektor ASEAN lainnya.
Kalo kita lihat ASEAN itu dibagi dalam tiga pilar utama politik dan keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Kebetulan Bali Work Plan ini crosspilar. Jadi daya kerja dia bukan hanya di sisi politik dan keamanan saja, tetapi juga berpengaruh pada sosial budaya," kata Andhika.
Menurut Andhika di bawah sektoral sosial budaya tersebut nantinya melengkapi pelaksanaan forum Senior Official Meeting of Education. Forum tersebut akan membahas peningkatan atau pencegahan paham ekstremisme berbasis kekerasan di dalam lembaga-lembaga pendidikan.