"Jika Pemerintah AS dan Presiden Biden sungguh-sungguh ingin mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan, mereka harus menghentikan bias mereka terhadap pendudukan Israel, memberikan tekanan yang signifikan kepada Netanyahu dan pemerintahannya, dan memaksa mereka untuk mematuhi kesepakatan yang telah ada," tambahnya.

Al-Hayya juga menyebutkan bahwa kelompoknya telah memulai komunikasi dengan mediator dan beberapa negara di kawasan serta internasional untuk menjelaskan posisi mereka dan situasi perundingan saat ini.

Pada bulan Mei, Biden menyampaikan bahwa Israel telah mengusulkan kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan memastikan pembebasan sandera yang ditahan di kantong pesisir itu. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, dan rekonstruksi Gaza.

Netanyahu bersikeras untuk mempertahankan kehadiran militer di sepanjang Koridor Philadelphia dengan klaim bahwa koridor tersebut adalah 'saluran hidup' bagi Hamas untuk mempersenjatai ulang.

Koridor tersebut, yakni area yang didemiliterisasi di sepanjang perbatasan Mesir dengan Gaza, telah menjadi titik permasalahan dalam negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.

Mesir menolak kehadiran militer Israel di koridor itu dan mengecam klaim Netanyahu mengenai penyelundupan senjata ke Gaza melalui wilayahnya.