Pada kunjungan itu, Menteri Basuki menyampaikan dua kemungkinan pemicu banjir bandang di Pesisir Selatan. Pertama dugaan adanya illegal loging, lalu yang kedua dipicu oleh hujan ekstrem yang tidak mampu ditampung.
"Kondisi geografis juga sangat berpengaruh, tebing lalu jalan dan langsung ke sungai, luncuran airnya cepat. Tapi sebetulnya hutan di Sumatera Barat ini lebih baik dari daerah lain. Dulu saya meninjau sebelum banjir, airnya bening, pasti catchment areanya baik. Tapi saya curiga galodo atau banjir bandang ini ada dua kemungkinan, ada ilegal logging di atas atau karena ada curah hujan yang ekstrem," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah yang ikut mendampingi Menteri Basuki mengatakan, Pesisir Selatan merupakan daerah yang terdampak parah banjir bandang. Tercatat ada 74 ribu jiwa sempat mengungsi akibat hujan ekstrem pada Kamis 7 Maret 2024 lalu.
"Tidak hanya permukiman warga yang terdampak. Akses jalan nasional juga sempat terputus karena jalan terban dan jembatan rusak. Kami berterimakasih Kementerian PUPR dan jajaran balai di daerah merespon ini dengan cepat. Hari ini seluruh akses sudah bisa dilalui meskipun perbaikannya masih bersifat darurat. Beberapa pekan ke depan Pak Menteri menjanjikan bisa selesai dengan kondisi yang lebih baik," ucapnya.