Terkait mitigasi jangka panjang, Gubernur Mahyeldi menyampaikan bahwa Pemprov Sumbar telah menggalakkan penanaman pohon di hutan produktif yang berpotensi rawan bencana. Pemerintah juga telah mengidentifikasi titik-titik rawan longsor dan melarang warga mendirikan bangunan di area tersebut.
Ia menyebut penanaman pohon bambu yang telah dilakukan sejak sembilan bulan lalu merupakan langkah penting, karena tanaman tersebut terbukti mampu menahan aliran air saat curah hujan tinggi.
“Ini sejalan dengan pepatah ‘bagaikan aur dengan tebing’, yang menggambarkan pentingnya saling membantu dan melengkapi. Akar bambu mencengkeram tebing agar tidak longsor, sementara tebing menopang bambu untuk tumbuh,” jelasnya.
Makna pepatah itu, kata Gubernur, mencerminkan pentingnya kerja sama semua pihak dalam menjaga wilayah dari bencana. Pemerintah pun berkomitmen terus berkolaborasi dengan TNI, Polri, instansi terkait, relawan, dan masyarakat.
“Penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan satu pihak saja. Kami meminta seluruh pihak tetap siaga, menjaga komunikasi, dan mematuhi arahan petugas di lapangan serta jangan terpengaruh dengan isu-isunyang tidak jelas sumber informasinya,” tambahnya.