Menurutnya, Sumbar memiliki banyak produk unggulan yang bisa dikerjasamakan dalam bidang perdagangan dengan Kamboja yang dinilainya sebagai pintu gerbang ke banyak negara.
"Kami pernah datang ke Kamboja untuk menjajaki sektor perdagangan. Salah satu produk kita yang diminati adalah sarang burung walet," kata Gubernur Mahyeldi.
Dalam hal pendidikan menurutnya sudah ada program beasiswa mahasiswa Kamboja yang berkuliah di Universitas Negeri Padang (UNP) dan Unand. Ke depan ia berharap, semua universitas di Sumbar bisa tergabung dalam kerja sama ini untuk S1, S2, hingga S3.
"LoI ini juga membuka peluang bagi generasi muda Sumbar untuk bisa berkuliah di Kamboja. Jadi ini keuntungannya kita rancang timbal balik," ujarnya.
Dalam hal pariwisata, dua daerah memiliki potensi dan pesona masing-masing sehingga bisa saling berbagi ilmu dan informasi untuk pengembangan sektor tersebut.
Sementara itu Wakil Gubernur Phnom Phen, Imran Hassan menyebut, pihaknya sangat antusias dengan LoI yang telah ditandatangani tersebut dan berharap kerja sama dua daerah bisa terjalin lebih erat.
Ia menyebut Phnom Phen adalah daerah yang memiliki sejarah peradaban sejak 1432 atau telah berumur 560 tahun dan sekarang terus berkembang.
"Kerja sama dengan Sumbar tidak hanya didukung oleh Pemprov Phnom Phen tapi juga didorong oleh PM Kamboja, Hun Sen," katanya.
Menteri Senior Kamboja, Oknha Datuk Dr Othsman Hassan menyebut Bank Dunia telah merilis laporannya yang menyatakan bahwa Kamboja adalah salah satu negara dengan laju pertumbuhan yang baik.
Masyarakat Muslim di Kamboja meskipun minoritas mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari pemerintahan PM Hun Sen sehingga cukup banyak organisasi islam yang berdiri di negara itu.
Gubernur Mahyeldi Tandatangani LoI dengan Provinsi Phnom Penh Kamboja
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menandatangani Letter Of Intent (LOI) kerjasama antara Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dengan Provinsi Phnom Penh, Kamboja untuk bidang pendidikan, perdagangan, pariwisata, dan budaya.