Di sisi lain, Gubernur juga menyinggung upaya penyediaan energi murah bagi daerah kepulauan seperti Mentawai yang selama ini masih bergantung pada BBM.
“Kita sedang membahas kerja sama dengan ahli dari Jepang untuk memanfaatkan panas air laut menjadi sumber energi murah di Mentawai,” jelasnya.
Mahyeldi juga mendorong kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti Universitas Andalas dan Politeknik Negeri Padang dalam pengembangan energi mikrohidro dan surya di wilayah terpencil.
Tak hanya fokus pada layanan dasar, Mahyeldi menekankan pentingnya pengembangan ekonomi lokal melalui program Nagari Creative Hub yang bisa membantu pelaku UMKM memasarkan produk secara digital.
“Dengan Nagari Creative Hub, produk unggulan nagari bisa dikenal luas tanpa harus tergantung pada pasar kota,” tuturnya.
Ia juga mengajak para wali nagari untuk melibatkan masyarakat perantau dalam pengembangan digitalisasi pemerintahan nagari.
Lebih lanjut, Mahyeldi mengingatkan pentingnya tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel agar pembangunan bisa berjalan efektif dan efisien. Ia meminta seluruh OPD memperkuat sinergi dengan program pemerintah pusat dan memanfaatkan Geoportal Mandiri Sumbarnuntuk mendukung kebijakan satu peta.
Gubernur menyebut, visi besar pembangunan Sumbar adalah mewujudkan Provinsi Madani yang Maju dan Berkeadilan, sekaligus menjadi pelopor Green Province di Indonesia.