Harga emas terbang 8,12% dari US$ 1.832,26 ke posisi US$ 1981, 005 pada akhir pekan lalu imbal hasil perang. Emas sebagai aset aman kembali dicari di tengah ketegangan geopolitik.
David Meger, analis dari High Ridge Futures, menjelaskan status emas sebagai aset akan menjadi faktor penopang emas salaam perang memanas,
"Ada ketegangan geopolitik dan ketidakpastian di Timur Tengah akan terus menopang emas ke depan," tutur Meger.
Analis OANDA, Craig Erlam, mengatakan pelemahan emas saat ini dipicu oleh aksi profit taking.
"Ini tentu saja bukan sinyal yang negatif atau tanda bahaya ke emas. Lonjakan harga emas sudah terjadi beberapa minggu dan saat ini membuat pelaku pasar melalukan aksi profit taking," ujar Erlam, kepada Reuters. Dilansir cnbcindonesia.com