Dewan Perwakilan Rakyat yang dikuasai Partai Republik akan melakukan pemungutan suara pada hari ini mengenai kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintah terlama dalam sejarah AS.
Penutupan pemerintah selama 43 hari ini telah membebani perekonomian dan menghambat data pemerintah, mendorong para pembuat kebijakan dan pasar untuk mengandalkan indikator swasta untuk mengukur kondisi perekonomian.
"Saat ini ada kekhawatiran besar, khususnya di pasar perak, bahwa pasokan sangat rendah. Kenaikan harga emas pagi ini sebenarnya merupakan efek limpahan (spillover) dari lonjakan harga perak," ujar Bob Haberkorn, analis pasar di RJO Futures.
Partai Republik saat ini memegang mayoritas tipis 219-213 di DPR. Namun, dukungan Presiden Donald Trump terhadap RUU tersebut diperkirakan akan menjaga persatuan partainya dalam menghadapi oposisi keras dari anggota DPR dari Partai Demokrat, yang marah karena kebuntuan panjang yang dilancarkan oleh rekan-rekan mereka di Senat gagal mengamankan kesepakatan untuk memperpanjang subsidi asuransi kesehatan federal.
Delapan anggota Senat dari Partai Demokrat pada hari Senin berselisih dengan pimpinan partai untuk meloloskan paket pendanaan tersebut, yang akan memperpanjang pendanaan hingga 30 Januari, membuat pemerintah federal berada di jalur untuk terus menambah sekitar US$1,8 triliun per tahun ke dalam utangnya yang mencapai US$38 triliun.